BAB II
MEMBUAT
GARIS LURUS DI LAPANGAN YANG TERHALANG BUKIT
2.1 Tujuan
Setelah melaksanakan praktek pembuatan garis lurus di lapangan
diharapkan mahasiswa mampu :
v
Memahami cara-cara dalam pembuatan
garis lurus di lapangan yang terhalang bukit di antara dua titik .
v Dapat mengetahui kesulitan-kesulitan dalam pengukuran dan cara
mengatasinya.
v
Dapat menggunakan alat ukur
sederhana, membuat garis lurus dengan terhalang bukit dan mengukur jarak.
v
Melatih mahasiswa terjun ke
lapangan langsung sehingga mahasiswa tersebut tidak terlalu kaku untuk
melakukan pekerjaan-pekerjaan yang mungkin akan mereka temui nantinya.
2.2 Alat-alat
v Meteran plastik/fiber ( 1 )
v Jalon
(10)
v Waterpass tukang ( 1 )
v Statif
( 4 )
Spesifikasi alat
:
1.
Meteran / rol meter
Meteran adalah alat yang di gunakan
untuk mengukur jarak. Satuan yang umum digunakan di Indonesia adalah meter ( m
). Meteran dibuat dari baja, fiber maupun plastik. Bahan baja paling teliti
untuk meteran karena angka muainya kecil, tidak mudah mulur waktu ditarik dan
lendutannya kecil. Meteran terdiri dari bermacam-macam panjang ( 2m, 3m, 5m,
7.5m, 10m, 20m, 30m, 50m, dan 100m )
2.
Jalon
Jalon adalah suatu batang bulat dengan
diameter kurang lebih 1 inchi, terbuat dari aluminium atau besi dan diberi
warna merah putih. Panjang jalon biasanya 1m atau 2m. jalon berfungsi untuk
menandai titik-titik tertentu yang akan diukur jarak atau ketiggiannya.
3.
Waterpass Tukang
Waterpass tukang adalah alat yang digunakan untuk mengukur atau
menentukan sebuah benda atau garis dalam posisi rata baik pengukuran secara
vertikal maupun horizontal dan
berfungsi untuk mengecek kedataran
suatu permukaan. Waterpass tukang digunakan untuk mendatarkan meteran pada saat
mengukur jarak, sehingga jarak yang dihasilkan lebih teliti.
4. Statif
Statif merupakan tempat dudukan alat
yang juga berfungsi untuk menstabilkan alat. Alat ini mempunyai 3 kaki yang
sama panjang dan bisa dirubah ukuran ketinggiannya. Statif saat didirikan harus
rata karena jika tidak rata dapat mengakibatkan kesalahan saat pengukuran.
2.3 Dasar teori
Jarak antara titik A dengan titik B tidak bisa terlihat dan tak bisa
di ukur secara langsung karena terhalang oleh bukit dan bisa diukur dengan
menggunakan jalon bantu, memasang jalon
bantu ini di antara titik A dan B kesulitannya yaitu apabila mengukur jalon
satu dengan yang lain dengan tidak menggunakan jalon bantu, maka kesalahan akan
mudah terjadi karena jaraknya terlalu jauh apabila tidak menggunakan jalon
bantu dan apabila menggunakan jalon bantu maka pengukuran ini akan sedikit
lebih mudah disebabkan jarak jalon satu dengan yang lainnya bisa di ukur karena
jaraknya lebih pendek dengan adanya jalon bantu tersebut dan jika jarak jalon
tersebut lebih dekat pun bisa lebih akurat pengukurannya dibanding dengan tidak
menggunakan jalon bantu.
2.4 Langkah kerja
1. Mempersiapkan
alat-alat yang akan digunakan dalam praktek membuat garis lurus di lapangan
yang terhalang bukit.
2. Menentukan
lokasi atau tempat yang akan dilakukan pengukuran.
3. Memasang jalon yang di
beri simbol titik A dan titik B dengan jarak yang tidak di tentukan dan apabila
di bidik dari jalon A, jalon B tidak terlihat.
4. Memasang
jalon C dan D di antara jalon dititik A dan jalon dititik B dengan jarak antar
jalon C dan D sembarang.
5. Membidik
jalon D dengan berada di belakang jalon C dan menggeser jalon D hingga jalon
yang di bidik yaitu jalon D dan B dapat satu garis lurus dengan jalon C.
6. Membidik jalon C dengan berada di belakang dari jalon D dan menggeser jalon C sampai jalon A,C dan
D menjadi satu garis lurus .
7. Memindahkan jalon yang belum segaris lurus hingga jalon A,C,D dan B telah satu garis lurus.
8. Memasang jalon bantu, di antara jalon A – C, C – D, D – B. hingga jalon bantu yang di butuhkan telah seluruhnya terpasang agar dalam pemasangan jalon bantu tersebut dapat mempermudah proses pengukuran.
10. Merapikan dan
membersihkan alat-alat yang telah digunakan dalam praktek.
11. Menganalisa data yang telah didapatkan dari hasil
pengukuran dilapangan.
2.5 Denah tempat
pengukuran
AUDITORIUM
|
LAPANGAN FUTSAL
|
GEDUNG TI
|
DESAIN
|
LAB. ELEKTRO
|
2.6 Data dan
hasil dari pengukuran
Titik
|
Jarak (meter )
|
A – A1
A1 – A2
A2 – C
C – A3
A3 – D
D – A4
A4 – A5
A5 – A6
A6 – B
|
11.23
6.15
8.85
8.80
9.11
10.15
10.02
6.50
7.95
|
∑ A−B 78.76
meter
|
|
2.7 Penutup
Ø
Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum membuat garis lurus di lapangan yang
terhalang bukit dapat disimpulkan bahwa sangat sulit untuk mengukur titik (
jalon ) satu dengan yang lainnya jika tidak menggunakan waterpass tukang dan
jalon bantu, jika tidak menggunakan waterpass tukang maka pengukuran tersebut
akan salah karena tidak rata jika tidak menggunakan waterpass tukang tersebut,
dan apabila tidak menggunakan jalon bantu maka pengukuran pun akan sangat sulit
dikarenakan jaraknya terlalu jauh jika tidak menggunakan jalon bantu. Maka
dengan jalon bantu dan waterpass tukang pengukuran pun bisa sedikit lebih mudah
dilakukan dan hasil dari pengukuran dilapangan yang didapat dari jalon titik A
– B adalah 78.76 meter.
Adapun beberapa masalah yang kami hadapi dalam praktikum ini yaitu :
v Mencari lokasi atau tempat yang ideal agar nantinya dapat lebih
mempermudah proses pengukuran di lapangan.
v Kurang ketelitian dalam pengukuran jalon saat membuat garis lurus di lapangan yang
terhalang bukit.
Ø
Saran
v Mempersiapkan statif yang jumlahnya sama dengan jalon agar mempermudah
proses praktek di lapangan.
v Jarak antara jalon sebaiknya tidak terlalu jauh meskipun ada meteran
yang panjang, karena kesalahan akan mudah terjadi pada saat proses pengukuran,
seperti kurang kencang pada saat meteran dipakai untuk mengukur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar