MEMBUAT GARIS LURUS DENGAN RINTANGAN YANG TIDAK DAPAT DIHINDARI



BAB IV
MEMBUAT GARIS LURUS DENGAN RINTANGAN YANG TIDAK DAPAT DIHINDARI

4.1    Tujuan
Setelah melaksanakan praktek pembuatan garis lurus dengan rintangan yang tidak dapat dihindari diharapkan mahasiswa mampu :
v  Memahami cara-cara dalam pembuatan garis lurus dengan rintangan yang tidak dapat dihindari.
v  Dapat mengetahui kesulitan-kesulitan dalam pengukuran dan cara mengatasinya.
v  Dapat menggunakan alat ukur sederhana, membuat garis lurus dengan rintangan yang tidak dapat dihindari.
v  Melatih mahasiswa terjun ke lapangan langsung sehingga mahasiswa tersebut tidak terlalu kaku untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang mungkin akan mereka temui nantinya.

4.2    Alat-alat
v  Meteran plastik/fiber  ( 1 )
v  Jalon                                    (10)
v  Waterpass tukang         ( 1 )
v  Statif                                   ( 4 )
v  Pen                                      (10)
v  Penta prisma                   ( 1 )
v  Statif penta prisma        ( 1 )



Spesifikasi alat :

1.       Meteran / rol meter
Meteran adalah alat yang di gunakan untuk mengukur jarak. Satuan yang umum digunakan di Indonesia adalah meter ( m ). Meteran dibuat dari baja, fiber maupun plastik. Bahan baja paling teliti untuk meteran karena angka muainya kecil, tidak mudah mulur waktu ditarik dan lendutannya kecil. Meteran terdiri dari bermacam-macam panjang ( 2m, 3m, 5m, 7.5m, 10m, 20m, 30m, 50m, dan 100m )



2.       Jalon
Jalon adalah suatu batang bulat dengan diameter kurang lebih 1 inchi, terbuat dari aluminium atau besi dan diberi warna merah putih. Panjang jalon biasanya 1m atau 2m. jalon berfungsi untuk menandai titik-titik tertentu yang akan diukur jarak atau ketiggiannya.

3.       Waterpass Tukang
Waterpass tukang  adalah alat yang digunakan untuk mengukur atau menentukan sebuah benda atau garis dalam posisi rata  baik pengukuran secara vertikal maupun horizontal dan
berfungsi untuk mengecek kedataran suatu permukaan. Waterpass tukang digunakan untuk mendatarkan meteran pada saat mengukur jarak, sehingga jarak yang dihasilkan lebih teliti.

4.       Statif
Statif merupakan tempat dudukan alat yang juga berfungsi untuk menstabilkan alat. Alat ini mempunyai 3 kaki yang sama panjang dan bisa dirubah ukuran ketinggiannya. Statif saat didirikan harus rata karena jika tidak rata dapat mengakibatkan kesalahan saat pengukuran.


5.       Pen
Pen terbuat dari besi, ujung bawah runcing dan ujung atas dibuat lingkaran yang berguna untuk mengikat pita atau tanda. Pen biasanya di beri warna dengan cat merah dan putih, fungsi pen sama dengan jalon.

6.       Penta prisma
Penta prisma terbuat dari cermin prisma yang disusun sedemikian hingga dapat digunakan untuk membuat garis lurus atau siku-siku di lapangan.

4.3    Dasar teori
Dasar dalam membuat garis lurus dengan rintangan yang tak dapat dihindari yaitu memakai segitiga siku-siku sama dan sebangun ataupun dengan menggunakan sigitiga siku-siku sebangun. dalam membuat garis lurus dengan rintangan yang tak dapat dihindari dengan menggunakan segitiga siku-siku sama dan sebangun ini memerlukan pemikiran luas karena tidak hanya membuat garis lurusnya saja, tapi dalam pembuatannya juga harus tepat dan tiap pengukurannya pun harus sama dengan siku yang satu dan siku yang lainnya.
4.4  Langkah kerja
1.    Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan dalam praktek membuat garis lurus dengan rintangan yang tidak dapat dihindari.
2.    Menentukan lokasi atau tempat yang akan dilakukan pengukuran.
3.    Membuat satu garis lurus pada titik A ( penta prisma ) ke titik B dengan jarak 30 m dan kemudian membaginya di antara jalon di titik A dan jalon di titik B yang di beri nama jalon di titik D dan jarak dari jalon A ( penta prisma ) dan B ke titik D yaitu 15 m.
Keterangan      :               penta prisma
                                                                jalon
                                                                pen







4.       Memasang jalon di titik E dengan membidik melalui penta prisma yang berada di titik A ke arah jalon di titik B maka akan terbentuk sudut jalon di titik E dengan panjang 43 meter.

 

       
       


5.       Memindahkan penta prisma dari titik A ke titik B untuk menentukan sudut di titik C dengan cara membidik melalui penta prisma yang telah ada di titik B  ke arah titik A yang telah di ganti jalon dan jarak dari titik B ke jalon di titik C adalah 43 meter.
 




6.       Menarik garis lurus dari jalon di titik E ke jalon di titik D dan jalon di titik C, sehingga jalon di titik E,D serta C membentuk satu garis lurus dan akan menjadi segitiga siku-siku sama dan sebangun pada jalon E,A,D dan D,B,C.

 



                                                                             
                                                         





7.       Menambahkan beberapa jalon bantu di beberapa titik di antara jalon dititik E,D dan C agar mempermudah pengukuran dan pembuatan jalan. 

                                                 
                                                     
                                                                                                               
                                                                        



8.       Membuat garis lurus pada sebelah kiri dari jalon di titik E, 1, D, 2, 3, dan C dengan jarak                 ± 3 meter  dan memasang beberapa pen pada garis lurus tersebut dengan sisi kemiringan dari pen tersebut didapat dari memindahkan penta prisma pada titik C dan membidik melalui penta prisma ke titik E dan begitu juga dengan selanjutnya hingga sampai di titik E, penta prisma di pindahkan lagi ke titik E dan membidik melalui penta prisma ke arah titik C, setelah mendapatkan kemiringan tersebut, pen di pasang agar mempermudah proses pengukuran pembuatan jalan.


 



                                                                                       



9.       Mengukur jarak jalon dan pen dan membersihkan alat yang telah di gunakan dalam praktikum, serta menganalisa data yang di dapatkan dari hasil pengukuran tersebut.

4.5  Denah tempat pengukuran














4.6  Data dan hasil dari pengukuran
No
Titik
Jarak ( meter )
1
E  − A
43
2
A − D
15
3
D − B
15
4
A − B
30
5
B − C
43








EC12 = AE2 + AD2
     =  432 + 152
      = 1849 + 225
      = 2074
EC1     = 45.5 M

EC22 = BC2 + BD2
     =  432 + 152
      = 1849 + 225
      = 2074
EC2     = 45.5 M

              Jadi jarak E – C adalah EC1 + EC2 = 45.5 + 45.5 = 91 meter



4.7  Penutup
Ø  Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah di lakukan dapat di simpulkan bahwa dalam pembuatan garis lurus dengan rintangan yang tidak dapat dihindari ini yaitu memiliki dua sudut siku-siku yang sama dan sebangun dan hasil yang di peroleh dari siku-siku dan pengukuran lainnya adalah jalon di titik E – A adalah 43 m, jalon di titik A – D adalah 15 m, jalon di titik D – B adalah 15 m, jalon di titik A – B adalah 30 m, jalon di titik B – C adalah 43 m, jadi jarak yang akan menjadi patokan dalam jalanan itu dari titik E – C adalah 91 m.


Adapun beberapa masalah yang kami hadapi dalam praktikum ini yaitu :
v  Mencari lokasi atau tempat yang ideal agar nantinya dapat lebih mempermudah proses pengukuran di lapangan.
v  Kurang ketelitian dalam pengukuran jalon saat  membuat garis lurus dengan rintangan yang tidak dapat dihindari.

Ø  Saran
v  Sebaiknya mempersiapkan jalon dan statif tambahan sebelum melaksanakan praktek membuat garis lurus dengan rintangan yang tidak dapat dihindari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar